Header Ads

Sejarah dan Pengertian Design Komunikasi Visual


Desain Komunikasi Visual (DKV) atau sebelumnya dikenal dengan desain grafis adalah salah satu bidang ilmu baru yang mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sejak tahun 60-an. Kehadirannya seiring dengan berkembangnya industri di berbagai bidang yang membutuhkan sarana promosi dan labeling untuk mendukung promosi produk. Perkembangan media massa cetak dan digital juga turut memacu perkembangan DKV.

Teknologi komputer grafis membantu meringankan pekerjaan desainer dan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas dalam kurun waktu yang cepat. Berbagai bidang ilmu dan isu bisa diangkat se-bagai objek rancangan. Keberadaan artefak-artefak DKV hampir tiap saat dapat kita jumpai di sekitar kita. Produk-produk DKV seolah-olah mengepung kita dari berbagai penjuru. Karena itu sangat banyak peluang yang tercipta dari bidang ilmu DKV ini, sehingga eksistensinya sebagai ilmu yang menghasilkan keahlian di bidang bahasa visual ini semakin populer.




PENGERTIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Makna  dari  desain  komunikasi  visual  jika  ditinjau  dari  asal  katanya(etimologi) terdiri dari tiga asal kata yang diambil dari beberapa bahasa yang berbeda. Desain diambil dari kata designo yang berasal dari Italia yang berarti gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa latin designare yang berarti merencanakan atau merancang. Istilah desain dalam seni rupa dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau sketsa.

Kata komunikasi berarti menyampaikan suatu pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) dengan menggunakan suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa latin communis yang berarti ―sama‖(dalam bahasa Inggris : common). Lalu dalam proses pengertiannya dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan (commonness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan).

Sementara kata visual bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan manusia yaitu mata. Berasal dari kata latin videre yang berarti melihat yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Inggris visual.

Dari arti istilah yang ditemukan dapat diartikan Desain Komunikasi Visual sebagai seni menyampaikan pesan (art of communication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target yang melihat sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bahasa rupa yang dipakai mencakup grafis, tanda, symbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf, dan sebagainya yang berdasar pada kaidah bahasa visual khas berdasar ilmu tata rupa. Pesan yang diungkapkan secara kreatif dan komunikatif, mengandung solusi untuk permasalahan yang hendak disampaikan.


“Desain Komunikasi Visual adalah profesi yang mengkaji dan mempelajari desain dengan berbagai pendekatan baik hal yang menyangkut komunikasi, media, citra, tanda maupun nilai.”

(Agus Sachri)


“Desain Komunikasi Visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas. Dilandasi pengetahuan, bersifat rasional, pramgatis. Jagat desain komunikasi visual senantiasa dinamis, atraktif (penuh gerak), dan perubahan.

(Widagdo 1993:31)


Desain Komunikasi Visual mengkaji segala sesuatu hal yang berkaitan dengan komunikasi dan pesan, teknologi percetakan, penggunaan teknologi multimedia dan teknik persuasi dalam masyarakat.

Dalam kalangan pendidik di Indonesia, Desain Komunikasi Visual sering disingkat menjadi DKV. Pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan suatu pemikirian ataupun penyampaian informasi terlihat dan terbaca. Proses berkomunikasi melalui pendalaman ide-ide dengan penambahan gambar berupa foto, diagram, tipografi, ilustrasi, permainan warna, dan sebagainya yang dapat menghasilkan efek terhadap pihak-pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan bergantung dari tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan kemampuan dari penerima pesan untuk memahami pesan tersebut.

Dalam perkembangannya dalam kalangan dunia iklan dan dunia akademik di bidang komunikasi, istilah Desain Komunikasi Visual telah banyak dikenal meskipun istilah ini masih terhitung baru dalam kurun waktu dua dekade ini. Dalam dunia pendidikan kerap digunakan istilah Dekave ataupun DISKOMVIS yang merupakan akronim dari Desain Komunikasi Visual.

SEJARAH DESIGN KOMUNIKASI VISUAL

Pada zaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan telah mempraktekkankomunikasi secara visual. Lukisan-lukisan yang ditemukan dalam gua sejarah merupakan permulaan manusia menerapkan komunikasi visual kepada manusia lainnya. Kemudian berkembang lebih maju lagi dengan bentuk komunikasi visual lain seperti hieroglyphics, tulisan, prasasti, dan buku.

Pada tahun 1447, Johannes Guttenberg menciptakan teknologi mesin cetak. Pada awalnya teknik cetak ini membuat tulisan dan gambar pada satu halaman atau papan kayu saja. Namun dalam perkembangannya mesin ini digunakan pada satuan huruf saja, lalu disusun menjadi suatu kalimat. Penemuan ini menjadi perkembangan yang mutakhir pada saat itu dan menjadi titik balik kebangkitan Eropa.

Pada tahun 1797, Aloys Senefelder menciptakann teknik cetak baru yaitu Lithografi. Teknik cetak ini memanfaatkan prinsip saling tolak air dan media batu litho. Teknik ini memungkinkan untuk meggambar lebih luas dalam bentuk blok-blok yang besar dan dimungkinkan dilakukannya pemisahan warna dalam menggambar poster. Penemuan ini memulai masa kejayaan dari poster.

Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah perkembangan desain komunikasi visual :


1.                  Victorian

Dalam perkembangan revolusi industri membuat kebutuhan manusia semakin berkembang. Lalu bermuculan kebutuhan baru untuk mempromosikan dan menginformasikan sesuatu secara umum. Dengan semakin berkembangnya mesin cetak pada saat itu, muncul kebutuhan baru dalam bidang periklanan. Diantaranya kebutuhan mengedukasi pasar dagang dengan iklan, salah satunya dengan kemasan suatu produk.

Nama Victorian diambil dari ratu Inggris, ratu Victoria sebagai suatu penghormatan kepada beliau. Victorian cenderung kaya akan ornament dan dekoratif. Desainer yang paling berpengaruh pada masa itu ialah Rouchon, Salman Baidowi, dan Sir John Millais.


Ciri-ciri :

a.      Ilustrasi mendekati dengan kenyataan.

b.      Penggambaran karakter perempuan yang berbadan subur.

c.      Dikelilingi dengan ornament-ornamen.

d.     Cenderung simetris.

e.      Penggunaan warna-warna yang natural.


2.   Arts and Crafts Movement

Arts and Crafts Movement muncul sebagai suatu bentuk penolakan terhadap Victorian yang miskin nilai-nilai estetis karena sifat-sifatnya yang natural dan apa adanya.

Art and Craft Movement hendak menghidupkan kembali ketrampilan tangan dalam seni kerajinan. Terinspirasi dari zaman Gothic, mengusung gaya ilustrasi yang kaya akan seni dekoratif yang memiliki nilai buah tangan yang tinggi. Desainer yang berpengaruh ialah William Morris, Henry Van de Velde, dan Aubrey Breadsley.


Ciri-ciri :

a.      Sudah memiliki prinsip proporsi dan fungsi-fungsi bentukan.

b.      Memiliki nilai estetis dan karya tangan yang sangat tinggi.

c.      Garis batas berupa seni ornamen yang umumnya berupa sulur-sulur atau tumbuhan yang padat dan rumit.

d.     Dipengeruhi oleh gaya ilustrasi Gothic.

e.      Bila dibandingkan dengan gaya ilustrasi sebelumnya yaitu Victorian, Arts and Crafts jauh terlihat lebih bagus dan inovatif.

3.   Art Nouveau

Mirip halnya dengan Arts and Crafts, Art Nouveau lahir sebagai suatu bentuk ketidakpuasan terhadap Victorian. Dianggap sebagai gaya ilustrasi pertama di dalam dunia desain secara internasional. Berkembang pesat pada tahun 1829 sampai 1914. Desainer yang berpengaruh pada saat itu ialah Alphonse Muca, Lautree, Eugene Grasset, Raymond Saviganic, dan Jules Cheret.


Ciri-ciri :

a.      Dekoratif, namun lebih sederhana bila dibandin dengan Arts and Craft.

b.      Pewarnaan yang bersifat datar.

c.      Sudah memiliki prinsip penataan secara geometris.

d.     Umumnya asimetris, gambar dan tulisan saling mengimbangi.

e.      Memiliki sifat simpati.

4.   Art Deco

Art  Deco  muncul  pada  sekitar  tahun  1925,  pada  saat  kegiatan

“Exposition International Des Arts Decoratifts et Industrial Modernes” di Paris, Prancis 1925. Sebuah karya yang mempresentasikan kemewahan, ekstravaganza, glamour, kejayaan akan permesinan, konsumerisme dan kecepatan pada masa itu. Bermunculan bentukan-bentukan yang lebih modern, dimana terdapat bentuk-bentuk geometris dan kurva-kurva, streamline, motion line dan lampu-lampu mesin. Desainer yang berpengaruh pada masa itu ialah Cassandre, Paul Collin, Charles Loupot.


Ciri-ciri :

a.      Memunculkan kesan mewah, kejayaan akan mesin dan kecepatan.

b.      Bentuk-bentuk geometris dan kurva-kurva.

c.      Mengutaman kesederhanaan peletakan elemen-elemen desain.


5. De Stijl

Kemunculannya pada tahun 1917 di Belanda. Gaya visual geometris-abstrak dari garis vertical dan horizontal dengan komposisi bidang berisi warna-warna primer yaitu merah, biru, kuning, putih, dan abu-abu.

Mengingat spirit ini dipelopori oleh pelukis, tidaklah mengherankan pada awal eksistensinya spirit seni baru De Stijl diwujudkan dalam bentuk lukisan sang tokoh, Theo van Doesburg dan Piet Mondrian.
6.   Kitsch

Kitsch dalam bahasa Jerman bermakna ―bad taste‖. Dalam dunia seni, Kitsch bisa digunakan menjelaskan bahwa suatu karya memiliki nilai sentimental yang berlebihan, vulgar, dan, memiliki maksud tertentu. Isitilah ini jarang disebutkan dalam dunia pendidikan Desain, namun mewakili gaya ilustrasi pada era 50-an. Seniman yang berpengaruh pada masa itu ialah Grant Wood, James Montgomery, dan Norman Rockwell.


Ciri-ciri :

a.      Realisme dan sering dijumpai menggunakan teknik-teknik pencampuran dengan teknik lain seperti fotografi dan kolase.

b.      Telah mengenal prinsip judul dan sub-judul.

c.      Penggunaan warna-warna yang lebih menarik dan bervariasi.

d.     Vulgar.

7.   Latemodern

Gaya ilustrasi pada Latemodern terinspirasi dari European Avant Garde yang modernist yang didominasi oleh inovasi-inovasi dari Amerika. Pada masa inilah bidang periklanan mengalami zaman keemasannya. Fotografi, typesetting, dan printing yang jauh lebih modern dan telah banyak digunakan sehingga semakin menambah berbagai macam metode prinsip-prinsip dalam mendesain. Teknik gunting-tempel muncul sebagai inovasi pada masa ini. Desainer berpengaruh pada masa itu ialah Paul Rand, Saul Bass, dan Lester Beall.


Ciri-ciri :

a.      Komunikasi yang terkonsep.

b.      Cerdas dan kreatif.

c.      Pencampuran berbagai teknik fotografi dan printing.

8.   Swiss

Swiss memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dunia desain. Desain corporate identity menjadi pengaruh besar yang diberikan Swiss terhadap dunia. Para desainer Swiss adalah para desainer yang sangat perfeksionis dalam bentuk tipografi sans serif serta desainnya yang minimalis dan lebih mengutamakan pesan yang disampaikan. Simetris dan Asimetris didaptakn dari pemanfaatan grid-grid untuk mengorganisir elemen-elemen grafis dalam sebuah karya. Desainer yang paling berpengaru pada saat itu ialah Grasset, Steinlen, dan Felix Valloton.
Ciri-ciri :

a.       Dingin dan impresional.

b.       Asimetris dan simetris.

c.       Penggunaan grid pada proses desain.

d.      Mayoritas menggunakan jenis gaya huruf Sans Serif.


9.   Psychedelia

Psychedelia muncul beriringan dengan budaya hippies yang berkembang pada tahun 60-an di daerah Haight Ashbury, San Fransisco. Nama psychedelic berkaitan erat dengan psychedelic drugs yang popular di kalangan kaum muda pada saat itu, terutama seringkali ditemui penggunaannya pada konser-konser music rock. Poster artis berusaha untuk menangkap kesan visual penglihatan para pengguna drugs pada saat sedang ‗fly‘. Gaya-gaya tipografi pada Psychedelic terpengaruh oleh Art Nouveau, tetapi terdapat pemadatan, bentuknya curvilinear dan berupa handwriting. Pada pewarnaan terpengaruh gaya Pop Art denganwarna-warnanya yang mencolok dan ramai. Seniman yang berpengaruh pada saat itu ialah Victor Moscosco, Wes Wilson, dan Rick Griffin.

Ciri-ciri:

a.      Penggunaan warna-warna yang mencolok dan ramai.

b.      Tipografi handwriting dan curvilinear shape.

c.      Keterbacaan tipografi rendah.

d.     Jenis huruf yang unik dan khas.


10. Kontemporer

Kontemporer tidak termasuk dalam perkembangan Desain Grafis, karena ini adalah kumpulan dari berbagai macam aliran-aliran desain yang sedang berkembang pada sekitar tahun 1965 hingga sekarang. Desainer berpengaruh pada saat itu ialah Niklaus Toxier, Gregory Cutshaw, dan Damia Mattews.


Ciri-ciri :

Tipografi yang semakin kreatif dan inovatif, tipografi tidaklah lagi hanya sekedar tulisan tetapi sudah menjadi bagian dari gambar.



Referensi :
Sri Witari, Nyi Nyoman dan I Gusti Nyoman Widnyana.2014.Desain Komunikasi Visual.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Uajy.2016."Hakekat Desain Komunikasi Visual".Pusat Pendidikan Desain Komunikasi Visual Modern.http://e-journal.uajy.ac.id/7103/3/2TA13262.pdf.26 September 2016.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.